Manajemen Operasional Global


Senin, 06 Juli 2015

PENDAHULUAN

MANAJEMEN OPERASIONAL GLOBAL
“BURGER KING”



 

Di susun oleh :
1.           Chalesta Nurul Kamelia     (1M121800)
2.           Dara Meilindilita Mayuri   (1M121803)
3.           Deni Lukita Bintari            (1M121804)




SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
BANK BPD JATENG SEMARANG

2015



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Keahlian, Komitmen dan Membangun Kembali Modal sebuah Bisnis
Burger King membuka restoran pertamanya pada tahun 1954. Selama bertahun-tahun, Burger King tumbuh menjadi ikon sebuah merek di Amerika yang dianggap mempunyai keunggulan yang berkualitas dan membanggakan, sehingga Burger King mampu untuk membuka outlet di semua lima puluh negara bagian di Amerika dan lebih dari 60 negara di seluruh dunia.
 Tapi pada tahun 2002, Burger King mengalami kesulitan. Perusahaan ini siap untuk kehilangan tempatnya sebagai jaringan restoran hamburger nomor dua di Wendy’s (Wendy's adalah jaringan restoran dan franchisee makanan internasional yang mengkhususkan dalam hamburger). Terlepas dari kenyataan bahwa pengunjung lebih suka makanan Burger King dari pada yang lainnya, hampir seperempat dari perusahaan yang bergerak di bidang restoran sedang mengalami kesulitan keuangan. Pendapatan dan laba pergerai jatuh, seingga mendorong hubungan perdebatan antara perusahaan dan franchisee.
Di bawah kepemilikan Diageo (konglomerat English), pemilik franchisee menjadi semakin gelisah. "Merek kami terpinggirkan karena bersaing dengan perusahaan minuman keras," kata Julian Josephson, ketua Asosiasi Waralaba Nasional (dan pemilik 10 franchisee Burger King) kepada The Houston Chronicle pada tahun 2002. Burger King "tanpa diragukan lagi adalah merek yang terpinggirkan atau tergeser karena Diageo."
Menghidupkan Kembali Kesehatan Perusahaan
Pada bulan Desember 2002, Texas Pacific Group (TPG), bekerjasama dengan Bain Modal dan Goldman Sachs, membeli jaringannya sebesar $ 1,5 miliar dari Diageo. Para pemilik modal swasta mengakui bahwa pada dasarnya kesehatan perusahaan Burger King yang menderita disebaBurger Kingan karena kurangnya perhatian dari perusahaan induk yang sedang berfokus pada bisnis lain. Pemilik baru menginvestasikan waktu, uang dan sumber daya di dalam perusahaan, memperkenalkan manajemen baru, menyelamatkan franchisee, meningkatkan layanan pelanggan dan memperkuat operasi internal dan semangat kerja.
Penyelamatan Masalah Keuangan Franchisee
Di bawah pemilik baru, Burger King bekerjasama dengan kreditor untuk membantu permasalahan di dalam franchisee. Pada tahun 2006, jumlah restoran yang mengalami kesulitan keuangan berada pada angka 60 dari 2.700, terjadi pengurangan sebesar 99 persen. Perusahaan juga membantu franchisee untuk mendapatkan pembiayaan guna merenovasi restoran. Upaya ini secara signifikan memulihkan hubungan dengan franchisee.
Pemilik baru Burger King bekerjasama dengan manajemen untuk mengurangi lebih dari 30 persen rata-rata waktu tunggu pelanggan, yaitu menjadi hanya di bawah 2,5 menit dan meningkatkan akurasi untuk melayani pengunjung yang pada saat ramai.
Tujuh puluh persen dari bisnis Burger King berasal dari jalur drive-through, sehingga ditambahkan lebih banyak jalur dan peralatan untuk mempersiapkan makanan juga ditingkatkan.
Perusahaan meningkatkan komunikasi internal dan karyawan ditawari untuk menerima tantangan dan peluang yang lebih untuk mendapatkan pengakuan. Semangat kerja karyawan ditingkatkan, penurunan perputaran, dan perusahaan mulai menambah karyawan. Di bawah kepemilikan pribadi, Burger King US penjualan meningkat setara dengan delapan kuartal berturut-turut, dan rata-rata penjualan per restoran naik 11 persen. Perusahaan juga mulai membangun restoran kecil, yang mengurangi biaya konstruksi sekitar 25 persen.
Perubahan yang Luar Biasa
Mei 2006, pemegang saham swasta perusahaan memutuskan untuk mempublikasikan Burger King di Bursa Efek New York dengan simbol pencarian BKC. Setelah empat tahun di bawah manajemen pemegang saham swasta :
·      98 persen restoran sehat secara finansial
·      Total pendapatan tumbuh $ 2.05 milyar pada tahun 2006 dari $ 1.66 milyar pada tahun 2002
·      Rata-rata penjualan tahunan di AS dan Kanada tercatat mencapai $1.2 juta
·      Penjualan di AS dan Kanada mengalami pertumbuh sebanding dengan sembilan kuartal berturut-turut
·      Laba bersih mencapai $ 27 juta
·      Utang berkurang dari $ 1,3 milyar menjadi $ 285 juta
Prospek : Rencana ekspansi di AS dan 60 negara lainnya
Saat ini, BKC mengoperasikan lebih dari 11.200 restoran dan memperluas outletnya di seluruh 50 negara bagian dan lebih dari 60 negara. Pendapatan untuk tahun fiskal 2007 mencapai $ 2.23 juta atau sembilan persen di atas tahun 2006. EBITDA untuk fiskal 2007 tumbuh $397 juta atau 33 persen di atas tahun 2006. Pada tanggal 15 Maret 2007, BKC membayar dividen kuartalan untuk pertama kalinya sejak go public dan telah membuat dua tambahan kuartalan dividen sejak saat itu. Penjualan di AS dan Kanada sebanding dengan pertumbuhan untuk tiga belas kuartal berturut-turut.
Sekitar 90 persen dari restoran BKC dimiliki dan dioperasikan oleh franchisees independen, banyak dari operasi mereka milik keluarga yang telah menjalani bisnis selama beberapa dekade. Penjualan rata-rata restoran pada tahun 2007 secara global mencapai $ 1.193 juta. Tahun 2007, perusahaan membuka 441 stores baru, meningkat 26 persen dari tahun sebelumnya.
Perusahaan bermaksud untuk mempercepat momentum ini. Tim kepemimpinan difokuskan pada peningkatan pertumbuhan pendapatan tahunan rata-rata enam sampai tujuh persen dan meningkatkan pertumbuhan laba bersih hingga 20 persen pada tahun-tahun mendatang.
Para pemegang saham swasta tetap mempertahankan saham 56 persen di Burger King.



B.  Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah lokasi penyebaran Burger King?
2.      Bagaimana Manajemen Rantai Nilai dan Manajemen Rantai Pasokan yang diterapkan di Burger King?
3.      Bagaimana cara Burger King menerapkan saluran distribusinya ke seluruh jaringan restorannya?
4.      Strategi bisnis seperti apa yang diterapkan oleh Burger King?

C.  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui lokasi penyebaran Burger King.
2.      Untuk mengetahui cara Burger King dalam menerapkan Manajemen Logistik dan Rantai Pasokan.
3.      Untuk mengetahui saluran distribusi Burger King ke seluruh jaringan restorannya
4.  Untuk mengetahui perubahan yang dilakukan Burger King agar berhasil dalam menyelamatkan bisnisnya
.  .    Untuk mengetahui strategi bisnis seperti yang diterapkan oleh Burger King.

0 komentar:

Posting Komentar