BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. Sejarah Burger King
Burger King merupakan salah satu jenis restoran
cepat saji yang menyajikan hamburger sebagai menu utamanya. Burger King didirikan
pada tahun 1954 oleh James Mc Lamore dan David Edgerton dan berpusat di
Miami-Dade Country, Florida. Sebelumnya Burger King adalah restoran ini adalah
sebuah cabang dari restoran yang bernama Insta-Burger King yang didirikan oleh
Kieth J.Kramer dan Matthew Burns.
Pada tahun 1955 Burger King telah beroperasi di 40
lokasi di seluruh Amerika. Tahun 1961 Burger King menjual lisensi franchisenya
kepada pengusaha di Amerika Serikat dan pada saat itu juga nama restoran
tersebut berubah menjadi Burger King Corporation.
Pada tahun 1963 Burger King mulai melakukan ekspansi
ke luar Amerika dan membuka cabang restoran untuk pertama kalinya di San Juan,
Puerto Rico. Namun, pembukaan gerai di Puerto Rico tidak mendapat tanggapan
yang serius dari dunia internasional. Tanggapan ini justru muncul ketika dibuka
cabang restotan Burger King di Kanada tahun 1969. Setelah pembukaan cabang di
Kanada, restoran ini mulai diminati ke benua lainnya seperti, di Eropa dengan
Madrid sebagai kota pertamanya pada tahun 1972,
Asia Timur pada tahun 1982 dan termasuk Negara lain yaitu Jepang,
Taiwan, Singapura, dan Korea Selatan serta Indonesia.
B. Rantai Nilai (Value Chain) dan Rantai
Pasokan (Supply Chain)
Rantai
Nilai
Value Chain atau rantai nilai adalah kumpulan
aktivitas atau kegiatan dalam sebuah perusahaan yang dilakukan untuk mendesain,
memproduksi, memasarkan, mengirimkan dan support produk.
Rantai nilai terdiri dari sekumpulan aktivitas utama
dan pendukung. Dalam rantai nilai yang umum, aktivitas pendukung terdiri dari
infrastruktur perusahaan, pengelolaan sumber daya manusia, pengembangan
teknologi dan usaha memperolehnya. Sedangkan dalam aktivitas utama terdiri dari
logistik masuk, operasi, logistik keluar, pemasaran dan penjualan serta
pelayanan.
Aktivitas Utama (Primary
Activities)
ü Logistik
Masuk (Inbound Logistics), adalah aktivitas atau kegiatan yang dihubungkan
dengan penerimaan, penyimpanan dan penyebaran input/bahan baku, seperti
penanganan bahan baku, pergudangan, kontrol inventory, jadwal kendaraan dan
pengembalian kepada supplier
ü Operasional
(Operations), adalah kegiatan yang dihubungkan dengan mengubah input atau bahan
baku menjadi bentuk produk akhir, seperti permesinan, pengemasan, perakitan,
perawatan perlengkapan, testing, pencetakan dan yang lainnya yang berkaitan
dengan proses operasi atau produksi.
ü Logistik
Keluar (Outbound Logistics), adalah kegiatan yang diasosiasikan dengan
pengumpulan, penyimpanan dan distribusi produk ke pembeli, seperti pergudangan
produk jadi, penanganan material, operasi pengiriman, proses pemesanan dan
penjadwalan.
ü Pemasaran
dan penjualan (Marketing and Sales), adalah kegiatan dalam membujuk atau
menarik pembeli untuk membeli, seperti pengiklanan, promosi, tenaga penjual,
quota dan harga.
ü Pelayanan
(Service), adalah kegiatan yang diasosiasikan dengan penyediaan layanan untuk
meningkatkan dan mempertahankan nilai produk, seperi instalasi, perbaikan,
pelatihan dan penambahan produk.
Aktivitas Pendukung (Support
Activities)
Secara umum, aktivitas pendukung dalam rantai nilai
terbagi dalam 4 kategori kegiatan:
ü Procurement,
mengacu pada fungsi pembelian seperti pembelian bahan mentah, persedian dan
jenis jenis barang lainnya yang dapat dijadikan aset seperti mesin-mesin, perlengkapan
laboratorium, kantor dan bangunan.
ü Technology
Development, terdiri dari berbagai kegiatan yang dapat dikelompokkan ke dalam
usaha untuk meningkatkan produk dan proses. Pengembangan teknologi sangat
penting untuk keunggulan kompetitif dalam semua industri.
ü Human
Resource Management, pengelolaan sumberdaya manusia meliputi kegiatan
rekrutmen, pelatihan, pengembangan SDM.
ü Firm
Infrastructure, aktivitas infrastruktur perusahaan terdiri dari sejumlah
aktivitas termasuk pengelolaan umum, perencanaan, keuangan, accounting dan
manajemen kualitas.
Dalam setiap kategori kegiatan/aktivitas, baik itu
yang utama maupun yang pendukung, ada tiga jenis kegiatan yang memiliki peran
berbeda dalam kegiatan tersebut;
ü Langsung
(direct), aktivitas yang melibatkan langsung dalam pembuatan nilai kepada
pembeli, seperti perakitan, iklan, desain produk, rekrutmen dan lain
sebagainya.
ü Tidak
langsung (indirect), aktivitas yang memungkinkan untuk melakukan kegiatan
langsung secara berkelanjutan, seperti perawatan, penjadwalan, administrasi
penelitian dan lain sebagainya
ü Jaminan
kualitas (Quality Assurance), adalah aktivitas yang menjamin kualitas dari
aktivitas lain seperti, monitoring, inpeksi, testing, pemeriksaan dan lain
sebagainya.
Enam
fungsi bisnis rantai nilai
a. Penelitian
dan pengembangan
b. Desain
Produk, layanan atau proses
c. Produksi
d. Pemasaran
dan penjualan
e. Distribusi
f. Layanan
Pelanggan
Rantai
Pasokan
Manajemen rantai pasokan (supply-chain management)
adalah pengintegrasian aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan
menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan.
Tujuannya adalah untuk membangun sebuah rantai pemasok yang memusatkan
perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Kunci bagi manajemen rantai
pasokan yang efektif adalah menjadikan para pemasok sebagai “mitra” dalam
strategi perusahaan untuk memenui pasar yang selalu berubah (Heizer and Render,
2005:4)
Aktivitas Rantai Pasokan
Terdapat empat aktivitas utama dalam rantai pasokan
yaitu perencanaan (plan), sumber (source), membuat (make/assemble), dan
pengiriman (deliver) (Gunasekaran et al, 2004:344).
Klapper et al (1999:3-4) menyebut keempat aktivitas
ini sebagai fungsi, yang memiliki definisi sebagai berikut:
1. Perencanaan
(plan): Proses yang memyeimbangkan permintaan dan penawaran agregat untuk
membangun jalan terbaik dari tindakan yang memenuhi aturan bisnis yang
ditetapkan.
2. Sumber
(source): Proses yang melakukan pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
yang direncanakan atau aktual.
3. Membuat
(make): Proses yang mengubah barang ke tahap penyelesaian untuk memenuhi
kebutuhan yang direncanakan atau aktual.
4. Pengiriman
(deliver): Proses yang menyediakan barang jadi dan jasa, termasuk manajemen
pemesanan, manajemen transportasi, dan manajemen gudang, untuk memenuhi
kebutuhan yang direncanakan atau aktual.
Komponen dari supply chain management menurut Turban
(2004) terdiri dari tiga komponen utama yaitu:
1. Upstream
Supply Chain, Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu
perusahaan manufacturing dengan para penyalurnya (yang mana dapat
manufacturers, assemblers, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada para
penyalur mereka (para penyalur second-tier). Hubungan para penyalur dapat diperluas
kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material (contohnya bijih
tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang
utama adalah pengadaan.
2. Internal
Supply Chain, Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses inhouse
yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam
keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan ke dalam organisasi.
Di dalam internal supply chain, perhatian yang utama adalah manajemen produksi,
pabrikasi dan pengendalian persediaan.
3. Downstream
supply chain, Downstream (hilir) supply chain meliputi semua aktivitas yang
melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply
chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan transportasi dan
after-sale service.
Strategi Rantai Pasokan
Menurut Heizer and Render (2005:9-13) perusahaan
harus memutuskan suatu strategi rantai pasokan dalam memperoleh barang dan jasa
dari luar. Beberapa strategi tersebut antara lain:
ü Banyak
Pemasok, Dengan strategi banyak pemasok, pemasok menanggapi permintaan dan
spesifikasi permintaan penawaran, dengan pesananyang umumnya akan jatuh ke
pihak yang memberikan penawaran rendah.
ü Sedikit
Pemasok, Strategi yang memiliki sedikit pemasok mengimplikasikan bahwa daripada
mencari atribut jangka pendek, seperti biaya rendah, pembeli lebih ingin
menjalin hubungan jangka panjang dengan pemasok yang setia. Penggunaan pemasok
yang hanya sedikit dapat menciptakan nilai dengan memungkinkan pemasok memiliki
skala ekonomi dan kurva belajar yang menghasilkan biaya transaksi dan biaya
produksi yang lebih rendah.
ü Integrasi
Vertikal, Integrasi vertikal mengembangkan kemampuan untk memproduksi barang
atau jasa yang sebelumnya dibeli atau membeli perusahaan pemasok atau distributor.
Integrasi vertikal dapat mengambil bentuk integrasi maju atau mundur. Integrasi
mundur menyarankan perusahaan untuk membeli pemasoknya. Integrasi maju
menyarankan produsen komponen untuk membuat produk jadi.
ü Jaringan
Keiretsu, keiretsu merupakan sebuah istilah bahasa Jepang untuk menggambarkan
para pemasok menjadi bagian dari sebuah perusahaan. Anggota keiratsu dipastikan
memiliki hubungan jangka panjang dan karenanya diharapkan dapat berperan
sebagai mitra yang memberikan keahlian teknis dan kestabilan mutu produksi.
ü Perusahaan
Virtual, Perusahaan yang mengandalkan beragam hubungan pemasok untuk
menyediakan jasa atas permintaan yang diinginkan. Juga dikenal sebagai
korporasi berongga atau perusahaan jaringan.
C. Saluran Distribusi
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang
atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang
atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya
menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik. Dalam
menciptakan ketiga faedah tersebut, terdapat dua aspek penting yang terlibat
didalamnya,yaitu :
1. Lembaga
yang berfungsi sebagai saluran distribusi (Channel of distribution / marketing
channel).
2. Aktivitas
yang menyalurkan arus fisik barang (Physical distribution)
Saluran distribusi pada dasarnya merupakan perantara
yang menjembatani antara produsen dan konsumen dalam menyalurkan barang atau
jasa.
Menurut C. Glenn Walters, manajemen saluran dapat
didefinisikan sebagai berikut, “Startegi Saluran distribusi adalah pengembangan
strategi yang searah didasarkan pada berbagai keputusan yang berkaitan untuk
memindahkan barang-barang secara fisik maupun non fisik guna mencapai tujuan
perusahaan dan berada di dalam kondisi lingkungan tertentu.”
Ada beberapa alternatif jenis saluran yang dapat
digunakan berdasarkan jenis produk dan segmen pasarnya, yaitu:
1. Saluran
distribusi barang konsumsi
ü Produsen
– Konsumen
ü Produsen
– Pengecer – Konsumen
ü Produsen
– Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
ü Produsen
– Agen – Pengecer – Konsumen
ü Produsen
– Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
2. Saluran
distribusi barang industry
ü Produsen
– Pemakai lndustri
ü Produsen
– Distributor Industri – Pemakai Industri
ü Produsen
– Agen – Pemakai lndustri
ü Produsen
– Agen – Distributor lndustri – Pemakai lndustri
3. Saluran
distribusi jasa
Dalam penyaluran hasil produksi dari produsen ke
konsumen, produsen dapat menggunakan beberapa jenis distribusi yang dapat
dikelompokkan:
1. Distribusi
langsung, dimana produsen menyalurkan hasil produksinya langsung kepada
konsumen.
2. Distribusi
semi langsung, dimana penyaluran barang hasil produksi dari produsen ke
konsumen melalui badan perantara (toko) milik produsen itu sendiri.
3. Distribusi
tidak langsung. Pada sistem ini produsen tidak langsung menjual hasil
produksinya, baik berupa benda ataupun jasa kepada pemakai melainkan melalui
perantara.
Beberapa macam pedagang perantara yang dapata
menghubungkan antara produsen dengan konsumen, antara lain sebagai berikut:
1. Grosir
(wholesaler) adalah orang atau badan yang membuka usaha dagangan yang membeli
atau menjual kembali brang dagangan kepada para pengecer,pedagan besar dan
lain-lain
2. Makelar
adalah orang attau pengusaha yang melakukan kegiatan usaha perdagangan besar
dengan bertindak sebagai yang mewakili pihak penjual atau pihak pembeli dengan
wewenang yang terbatas
3. Komisioner
adalah orang atau pengusaha yang melakukan persetujauan jual beli barang
dagangan atas namanya sendiri untuk pihak tertentu yang menyuruh untuk
mendapatkan komisi
4. Agen
adalah pedagang atau pengusaha yang melaksanakan kegiatan penjualan atau
pembelian berdasarkan kontrak jangka panjang dengan produsen dan memperoleh
komisi
5. Pengecer
adalah orang atau pemilik toko atau perusahaan yang kegiatan utamanya adalah
menjual barang eceran.
A. Strategi Operasi Internasional
1. Strategi
Internasional
Strategi
Internasional menggunakan ekspor dan lisensi untuk memasuki pasar global. Strategi
ini tingkat tanggapan lokalnya rendah karena kita mengekspor atau mengerjakan
lisensi, keuntungan dari efisiensi biaya sedikit karena meggunakan proses
produksi yang tidak dekat dengan pasar barunya. Akan tetapi strategi ini adalah
yang paling mudah dibanding yang lain karena ekspor hanya butuh perubahan
sedikit sedang lisensi hanya mengandung resiko kecil bagi pemegangnya.
2. Strategi
Mutidomestik
Strategi
ini merupakan keputusan tersebar di setiap Negara untuk meningkatkan penanggapan
local denagn membagi kewenangan atau desentralisasi yang berarti memberi
otonomi yang cukup berarti. Cara yang dilakukan dengan mendirikan perusahaan cabang,
menyediakan waralaba atau usaha patungan yang mandiri. Contoh perusahan yang
menggunakan strategi ini adalah: McDonald.
3. Strategi
Global
Strategi
Global merupakan keputusan yang terdesentralisasi dimana kantor pusat mengkoordinasikan
standardisasi dan pembelajaran diantara fasilitas. Strategi ini tepat diterapkan
pada saat perusahaan focus efisiensi biaya tetapi respon lokalmya rendah. Contoh
perusahaan yang telah menerapkan strategi ini adalah Caterpillar.
4. Strategi
Transnasional
Strategi
ini menggabungkan keuntungan dan efisiensi skala global dengan respon local.
Strategi ini menjelaskan kondisi dimana segala input baik material, tenaga
kerja maupun pemikiran keluar dari batasan nasional. Untuk perusahaan yang
menggunakan strategi ini, aktifitas utamanya tidak terpusat di perusahaan induk
tetapi tiap cabang melaksanakan tugasnya sendiri. Akan tetapi walaupun tersebar
tetapi terfokus sehingga efisiensi dan fleksibel dalam jaringan yang saling
terkait. Contoh perusahan yang telah menerapkan strategi ini adalh Nestle,
Reuters, Citicorp.
0 komentar:
Posting Komentar